Kenali Jago Saham (ARTO), Beserta Dinamika Fluktuatif di Pasar Saham

Jago merupakan perusahaan bank yang cukup populer di Indonesia. Perusahaan ini juga dapat mengelola investasi berupa Jago saham. Para investor yang tertarik untuk berinvestasi di Bank Jago ini, perlu mengetahui profil lengkap beserta dinamika transaksi saham Jago di pasar saham.

Para investor yang ingin menanamkan saham di Bank jago perlu mengetahui dinamika dan kabar terkini mengenai saham Jago di pasar saham. Kebutuhan informasi tersebut bertujuan agar investor dapat melakukan analisis pasar yang berguna untuk pengambilan keputusan.

Latar Belakang Profil Saham Jago di Pasar Saham

Pada awal kemunculannya, Jago lebih dikenal sebagai Bank Artos (PT Bank Artos Indonesia Tbk). Namun, mulai tahun 2020, Bank Artos berubah nama menjadi PT Bank Jago Tbk dimulai. Jago menjadi salah satu platform aplikasi keuangan yang bekerja dengan prinsip life-centric.

Perusahaan bank ini berfokus pada pemenuhan kebutuhan pasar ritel, pelaku UMKM dan mass-market. Perusahaan bank ini mulai berintegrasi dengan PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit) untuk dapat meluncurkan Jago saham dengan cara mudah dan cepat.

Inovasi yang ditawarkan oleh Jago adalah memberikan kemudahan nasabah dalam menggunakan rekening dan berinvestasi. Selain itu juga menjamin fleksibilitas, kecepatan dan keamanan dalam transaksinya. Keamanan dan uang nasabah terjamin dengan Kantong Jago.

Dinamika Perkembangan Transaksi Saham Jago

Perkembangan dinamika Bank Jago di dalam pasar saham, investor perlu mengetahui informasi mulai bergabungnya di pasar saham pada tahun 2021. Jago saham di pasar memiliki kode saham ARTO, yang mana ada 2 (dua) dinamika yang paling signifikan dan dapat dipantau, yaitu:

1. Akuisisi Gojek Untuk Meningkatkan Kinerja Jago

Akuisisi Gojek kepada Bank Jago menjadi titik balik pemulihan kinerja perusahaan tersebut. Kolaborasi ini memudahkan Bank Jago untuk mendapatkan nasabah lewat pendaftaran aplikasi Gojek. Pada tahun 2021, Bank Jago berhasil meraih laba sebesar Rp 86 miliar dan akan terus berkembang.

Jika pengguna menggunakan aplikasi Gojek, akan langsung terhubung dengan Bank Jago ketika bertransaksi menabung maupun top up. Selain itu, akuisisi dua produk ini sangat membawa lingkungan positif bagi perkembangan pasar bank digital saat ini.

2. Kolaborasi dengan Bibit Lebih Memudahkan Investor

Lalu, kolaborasi Bank Jago dengan perusahaan fintech Bibit semakin menambah kinerja perusahaan ke arah laba positif. Kolaborasi tersebut semakin menjaga sustainability Bank Jago di pasar saham, maupun pelayanan nasabah banknya.

Beberapa pakar saham mengatakan bahwa Jago Saham ARTO memiliki ekosistem bisnis yang strategis dan baik. Investor disarankan untuk buy on weakness saham ARTO dalam rentang Rp 22 ribu-Rp 25 ribu per saham.

Kabar Saham Jago Terkini

Pada Senin (9/5/2022) terjadi anjloknya harga saham yang terjadi pada beberapa bank konvensional dan bank digital, seperti Bank Jago (ARTO) dan Allo Bank (BBHI). Merujuk pada informasi real time harga data pada Bursa Efek Indonesia, harga saham PT Jago Tbk turun 6,87% pada pukul 11.30 WIB.

Penurunan tersebut semakin memperparah kondisi penurunan harga saham bank digital yang terus mengalami kelemahan. Selain Bank Jago, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) juga mencatatkan penurunan harga saham yang cukup tajam yaitu 6,15 %.

Padahal pada kenyataannya, Bank Jago dan beberapa bank digital yang mengalami penurunan harga saham yang tajam memiliki kinerja yang sangat baik pada kuartal I tahun 2022. Namun, biasanya tren penurunan harga ini hanya bersifat minor dan berjangka pendek.

Itulah informasi mengenai Jago saham, mulai dari latar belakang berdirinya sebagai bank digital. Lalu, dinamika kolaborasi dengan Gojek dan Bibit yang menjadikannya masuk ke dalam pasar saham. Hal tersebut berguna bagi para investor yang tertarik untuk berinvestasi pada Bank Jago.